Saya hanya mencoba untuk membandingkan keadaan yang sama terhadap 2 benda yang kini menjadi kebutuhan hidup kita. Handphone dan laptop.
Dahulu perkembangan warung telepon sangatlah mengembirakan. Bahkan dalam hitungan 5 bulan di awal dia membuka wartel (warung telekomunikasi) sudah balik modal. Dan dalam 1 hari saja antrian dari pagi hingga sore tidak pernah sepi. Bahkan wartel harus buka lebih pagi dan tutup lebih malam untuk memberikan layanan kepada pengguna wartel kala itu.
Tapi sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki wartel dan sudah dibongkar karena minimnya minat masyrakat di sekitar.
Ini juga mulai merambah saudara seteknologi yang lain. Komputer jinjing atau lebih familiar di telinga kita laptop. Medio 2000-an, hingga sekarang warnet (warung internet) mulai menjamur di setiap daerah. Bahkan dalam sepanjang jalan, bisa terdapat 3 sampai 4 warnet. Perkembangan di daerah-daerah terpencilpun sudah mulai dirambah. Bahkan persaingan harga dan kecepatan akses internet menjadi dagangan ampuh para pemilik warnet.
Kini, mereka harus bersiap kehilangan pasarnya. perkembangan teknologi wireless sungguh sangat cepat. Dimulai dengan akses dengan kabel, kini semakin mudah dengan akses tanpa kabel atau cukup dengan modal wireless yang ada di laptop kita. Maka, pilihan-pilihan tempat untuk mengakses internet semakin banyak. Bukan dominasi warnet lagi. Bahkan ruang-ruang publik seperti bandara, stasiun, cafe dan tempat perbelanjaan sudah menyediakan akses internet atau hotspot.
Ini juga dibarengi dengan pertumbuhan modem (alat semacam untuk mengakses internet menggunkan kartu provider baik prabayar atau pasca bayar) yang semakin beragam. Bahkan banyak sekali penawaran paket akses internet yang dilakukan oleh provider-provider telekomunikasi untuk mempermudah masyarakat.
Maka, masyarakat yang membutuhkan akses internet, tidak perlu lagi ke warnet karena sudah cukup banyak cara untuk mengakses internet baik dengan HP ataupun dengan laptop sendiri dengan mencari wireless yang tersedia tersebar diruang-ruang publik. atau cukup menggunakan modem untuk mengakses internet.Dahulu perkembangan warung telepon sangatlah mengembirakan. Bahkan dalam hitungan 5 bulan di awal dia membuka wartel (warung telekomunikasi) sudah balik modal. Dan dalam 1 hari saja antrian dari pagi hingga sore tidak pernah sepi. Bahkan wartel harus buka lebih pagi dan tutup lebih malam untuk memberikan layanan kepada pengguna wartel kala itu.
Tapi sekarang, dia sudah tidak lagi memiliki wartel dan sudah dibongkar karena minimnya minat masyrakat di sekitar.
Ini juga mulai merambah saudara seteknologi yang lain. Komputer jinjing atau lebih familiar di telinga kita laptop. Medio 2000-an, hingga sekarang warnet (warung internet) mulai menjamur di setiap daerah. Bahkan dalam sepanjang jalan, bisa terdapat 3 sampai 4 warnet. Perkembangan di daerah-daerah terpencilpun sudah mulai dirambah. Bahkan persaingan harga dan kecepatan akses internet menjadi dagangan ampuh para pemilik warnet.
Kini, mereka harus bersiap kehilangan pasarnya. perkembangan teknologi wireless sungguh sangat cepat. Dimulai dengan akses dengan kabel, kini semakin mudah dengan akses tanpa kabel atau cukup dengan modal wireless yang ada di laptop kita. Maka, pilihan-pilihan tempat untuk mengakses internet semakin banyak. Bukan dominasi warnet lagi. Bahkan ruang-ruang publik seperti bandara, stasiun, cafe dan tempat perbelanjaan sudah menyediakan akses internet atau hotspot.
Ini juga dibarengi dengan pertumbuhan modem (alat semacam untuk mengakses internet menggunkan kartu provider baik prabayar atau pasca bayar) yang semakin beragam. Bahkan banyak sekali penawaran paket akses internet yang dilakukan oleh provider-provider telekomunikasi untuk mempermudah masyarakat.
Inilah perkembangan tekhnologi sekarang yang cukup cepat dan memudahkan masyarakat. maka kita perlu terus melakukan inovasi agar warnet (warung internet) tidak hilang tergerus zaman tekhnologi seperti wartel dan telepon umum yang mulai hilang.
Mari kita cerdaskan masyarakat dengan informasi dan tekhnologi yang bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas.
No comments:
Post a Comment